Terapi Humanistik Eksistesial
Istilah psikologi humanistik
diperkenalkan oleh sekelompok para ahli yang bekerja dibawah pimpinan Abraham
Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yaitu, psikoanalisis dan
behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga”.
Meskipun tokoh-tokoh dalam psikologi
humanistik memiliki pandangan yang berbeda, namun mereka berpegang pada konsepsi
fundamental yang sama mengenai manusia. Konsep tersebut berakar pada salah satu
aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Ekisistensialisme menolak paham
yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan.
Para filsuf eksistensialisme meyakini bahwa tiap-tiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakannya,
menentukan nasib sendiri atau wuju dari keberadaannya, serta bertanggung jawab
atas pilihan-pilihannya.
Adapun konsep Utama dalam Terapi
Humanistik-Eksistensial
1. Kesadaran
diri
2. Kebebasan,
tanggung jawab dan kecemasan
3. Penciptaan
makna
Fungsi dan Peran Terapis dalam
Terapi Humanistik-Eksistensial
Tugas
utama dalam terapi humanistik
eksistensial adalah mengusahakan untuk memandang klien sebagai sesuatu yang ada
di dunia. Dalam hal ini, terapis diharapkan untuk memahami klien terlebih
dahulu. Namun, terdapat variasi dalam prosedurnya, tidak hanya dari satu klien
ke klain lain. Tetapi juga dari satu fase terapi ke lain fase terapi.
Kekurangan dan kelebihan Terapi
Humanistik- Eksistensial
Adapun
kelebihan dalam terapi humanistik, yaitu
1. Teknik
ini dapat digunakan untuk klien yang mengalami masalah dalam pengembangan diri
serta kepercayaan dirinya.
2. Klien
bebas dalam mengambil keputusan.
3. Klien
dipandang sebagai manusia, sama dengan yang lainnya.
4. Terapi
ini membentuk kepribadian, hati nurani, perubahan dalam sikap serta analisis
fenomena sosial.
5. Cocok
untuk digunakan membantu klien yang memiliki masalah dalam karir, kegagalan
dalam pernikahan, dikucilkan dalam pergaulan maupun transisi dalam perkembangan
dari remaja menuju dewasa.
Kelemahan
dari terapi humanistik eksistensiala dalah
1. Tidak
memiliki teknik yang tegas dalam pelaksanannya.
2. Terlalu
mempercayai kemampuan klien dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya.
3. Waktu
lama.
refrensi :
-
Feist, Jess
& Gregory J, Fest. (2011). Teori kepribadian. Jakarta :
Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar