Selasa, 20 Mei 2014

Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat



Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat
            Kita tentu sering mendengar kata “ Penyesuaian Diri “ bukan? Tidak hanya itu bahkan dalam kehidupan sehari – hari kita dituntut untuk bisa menyesuaikan diri kita dengan lingkungan tempat kita tinggal dan juga orang – orang yang berada di sekitar kita. Karena, bila kita tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan sangat merepotkan untuk diri kita sendiri. Namun, apa sebenarnya arti “ Penyesuaian Diri” itu ?
            Penyesuaian diri sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan. Kenapa? Karena kata “Penyesuaian Diri “ ini memiliki arti yang beraneka ragam selain itu juga karena criteria penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan dengan jelas namun dari sudut pandang Psikologis, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai pemuasan kebutuhan, Keterampilan dalam pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, Ketenangan pikiran/ jiwa , atau bahkan pembentukan simtom – simtom. Penyesuaian diri ini dapat disamakan dengan adaptasi. Meskipun terdapat persamaan pada “Penyesuaian Diri” dan “Adaptasi “ namun terdapat juga perbedaan yaitu penyesuaian diri yang kompleks tidak cocok dengan konsep adaptasi biologis yang sederhana.
            Kartono mengungkapkan beberapa aspek – aspek Penyesuaian diri yang meliputi :
1.      Memiliki perasaan afeksi yang kuat, harmonis dan seimbang sehingga akan merasa aman, baik budi pekertinya dan mampu bersikap hati – hati.
2.      Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempunyai sikap tanggung jawab, berfikir dengan menggunakan rasio, mempunyai kemampuan untuk memahami serta mengontrol diri.
3.      Mempunyai relasi social yang memuaskan ditandai dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dan ikut berpartisipasi dalam kelompok.
4.      Mempunyai struktur system syaraf yangs ehat dan memiliki daya lenting psikis untuk mengadakan adaptasi.

Berikut ini adalah karakteristik dari penyesuaian diri yang positif. Yaitu:
1.      Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
2.      Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah.
3.      Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
4.      Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri.
5.      Mampu belajar dari pengalaman.
6.      Bersikap realistic dan objektif.
Dalam Penyesuaian diri secara positif, individu akan melekukan hal – hal berikut ini. Yaitu :
-          Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
Individu akan menghadapi masalah yang dimilikinya secara langsung dengan menanggung segala akibat yang mungkin terjadi.
-          Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi
individu akan mencari pengalaman untuk membantunya menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya.
-          Penyesuaian diri dengan trial dan error
Individu akan melakukan tindakan coba – coba
-          Penyesuaian diri dengan subsitusi
Apabila individu gagal menyelesaikan masalah dengan satu cara maka ia akan mencoba menyelesaikan masalah dengan cara lain.
-          Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar individu dapat memperoleh ilmu dan keterampilan yang akan berguna untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
-          Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
Penyesuian diri akan lebih efektif jika individu tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri.
-          Peneyesuaian diri dengan perencanaan yang
Sikap dan tindakan yang diambil merupakan sesuatu yang telah dipikirkan matang – matang.

Menurut Schneiders ( 1984),setidaknya ada lima fator yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu :
- Kondisi fisik
-          Kepribadian
-          Proses belajar
-          Lingkungan
-          Agama dan budaya

            Sebenarnya penyesuaian diri seseorang melibatkan individu tersebut dengan lingkungannya. Berikut adalah beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat.
-          Lingkungan keluarga
-          Lingkungan teman sepergaulan
-          Lingkungan sekolah/ universitas/ tempat kerja
            Untuk beberapa orang mungkin ada yang merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Berikut beberapa tips agar kita mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
-          Menyingkirkan pikiran – pikiran negatif kita tentang lingkungan baru
Terkadang saat akan memasuki lingkungan baru seperti misalnya saat akan masuk dunia perkuliahan kita seringkali dihinggapi perasaan – perasaan negatif seperti rasa takut bisa menemukan teman yang cocok dengan kita dan lainnya. Jika memang hal ini yang menjadi ketakutan kita cobalah untuk mencari informasi sebanyak – banyaknya tentang universitas yang akan kita masuki dan cobalah untuk lebih membuka diri pada orang lain.
-          Mempersiapkan diri sebaik – baiknya
Setelah mencari – cari informasi tentang lingkungan baru yang akan kita masuki langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri.
-          Persiapkan mental
-          Mencoba untuk lebih sering membuka pembicaraan dengan orang lain
Sumber
Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
Gerungan. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: PT Erasco
Martaniah, Sri M. (1964). Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta : Jiwa Baru