Rabu, 22 April 2015

Konsep tentang perilaku menurut Rogers, unsur terapi dan metode dalam person centered therapy



Konsep tentang perilaku menurut Rogers, unsur terapi dan metode dalam person centered therapy

                     Pendekatan ini sebagai reaksi dari pendekatan psikoanalisis. pendekatan client centeref merupakan cabang dari paham humanistik. Client-centered theraphy (CCT) dikenal juga dengan person centered therapy. Prinsip dasar dari terapi ini adalah penekanan pada penggunaan prinsip nondirective
Adapun konsep dasar dalam dalam kepriabdian menurut Rogers adalah
a.      Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
b.     Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
c.       Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
d.      Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.

Tujuan Person Centered Therapy
Diharapkan dapat membantu individu dalam menemukan konsep dirinya sesuai dengan medan fenomenalnya, individu tidak lagi menolak atau mendistorsi pengalaman – pengalaman sebagaimana adannya. Terbuka terhadap pengalamannya, adanya kepercayaan terhadap organismenya sendiri, kehidupan eksistensial yaitu sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, perasaan bebas dan kreatif.

Fungsi & Peran Terapis
1.      Terapis dan klien berada dalam hubungan psikologis
2.      Terapis adalah benar – benar dirinnya sejati dalam berhubungan dengan klien
3.      Terapis merasa atau menunjukan unconditional positive regard untuk klien
4.      Terapis menunjukkan rasa empati serta memahami tentang kerangka acuan klien dan memberitahukan pemahamannya kepada klien
5.      Klien menyadari usaha terapis yang menunjukkan sikap empati berkomunikasi dan menunjukkan unconditioning positive regard kepada klien

Teknik-teknik konseling dalam client-centered therapy

      Client-centered therapy menempatkan tanggungjawab tidak pada konselor tetapi pada klien. Maka teknik-teknik konselingnya adalah sebagai berikut :
  1. Acceptance (penerimaan)
  2. Respect (rasa hormat)
  3. Understanding (mengerti dan memahami)
  4. Reassurance (menentramkan hati dan menyakinkan)
  5. Ecouragement (dorongan)
  6. Limited Questioning (pertanyaan terbatas)
  7. Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)


Refrensi :
-        http://marisameadow.blogspot.com/2013/04/person-centered-therapy.html

Penjelasan teori berdasarkan padangan humanistik, unsur terapi & teknik pada aliran humanistik esistensial



Penjelasan teori berdasarkan padangan humanistik, unsur terapi & teknik pada aliran humanistik esistensial

Konsep Utama Konseling Humanistik
 Pandangan Tentang Manusia
Humanistik merupakan aliran yang memandang  manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang hampir dapat menentukansegalanya. Manusia adalah makhluk dengan julukan “the self determining being” yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dianggapnya paling tepat.  Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial, yaitu:
a.      Kesadaran diri
b.       Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan.
c.      Penciptaan makna

Hal- hal yang menyebabkan gangguan
Adapun Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut:
a.      tidak memiliki kesadaran akan dirinya
b.     tidak bisa mengatur kebebasannya dan mengarahkan hidupnya.
c.      Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain, meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dari luar dirinya sendiri, yaitu untuk berhubungan dengan orang lain dan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan alam menyebabkan manusia kesepian, mengalami aliensi, keterasingan, dan depersonalisasi.
d.      Pencarian makna Hidup
e.        Kecemasan sebagai syarat hidup
f.        Kesadaran atas kematian dan Non-ada


Tujuan terapis
 Terdapat beberapa tujuan dalam terapis humanitik, yaitu:
a.      Agar klien menyadari atas keberadaan  dirinya dan potensi – potensi yang dimilikinya dan agar klien mampu membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik :
·         Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
·       Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
·       Memikul tanggung jawab untuk memilih.
b.    memperluas kesadaran klien dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
c.    Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministic di luar dirinya.


Peran terapis
Tugas  utama dalam terapi humanistik eksistensial adalah mengusahakan untuk memandang klien sebagai sesuatu yang ada di dunia. Dalam hal ini, terapis diharapkan untuk memahami klien terlebih dahulu. Namun, terdapat variasi dalam prosedurnya, tidak hanya dari satu klien ke klain lain. Tetapi juga dari satu fase terapi ke lain fase terapi.
Tujuan Konseling Humanistik
a.      Agar klien menjadi sadar atas keberadaan dirinya serta  dan potensi – potensi dan mampu membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
b.     Meluaskan kesadaran diri klien dan membuat klien menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
c.      Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan deterministic di luar dirinya.

Peran terapis
Tugas  utama dalam terapi humanistik eksistensial adalah mengusahakan untuk memandang klien sebagai sesuatu yang ada di dunia. Dalam hal ini, terapis diharapkan untuk memahami klien terlebih dahulu. Namun, terdapat variasi dalam prosedurnya, tidak hanya dari satu klien ke klain lain. Tgv;etapi juga dari satu fase terapi ke lain fase terapi.

Penjelasan dari teknik aliran humanistik
Konseling humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teori Gestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1.    Membina hubungan baik (good rapport)
2.    Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya.
3.     Merangsang kepekaan emosi klien Membuat klien bisa
4.    mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.      Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.      Membuat klien menjadi adequate



Refrensi :
-         

Penjelasan konsep dasar psikoanalisis, unsur terai & teknik terapi



 Penjelasan konsep dasar psikoanalisis, unsur terai & teknik terapi
Struktur kepribadian
Struktur kepribadian terdiri atas tiga yaitu Id ,  Ego , dan super Ego.yang dari ketiganya masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain.
Tiga struktur kepribadian, yaitu :
1.     Id
Id merupakan bawaan sejak lahir. Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, karena menyediakan dorongan menuju pengaejaran keinginan pribadi.
2.     Ego
Merupakan unsur rasional dalam struktur kepribadian manusia. Ego bekerja dengan melakukan kontak dengan dunia realitas, karena kontak dengan realitas ego menjadi pengontrol utama dalam kesadaran, menyediakan pemikiran dan perencanaan realistis dan logis, dan akan sanggup meredam pikiran dan keinginan irasional dari id.
3.     Super ego
Yaitu Aspek sosiologis yang mencerminkan nilai – nilai tradisional serta cita – cita yang ada di dalam kepribadian setiap individu.
Fungsi super Ego dalam hubungan dengan fungsi id dan ego yaitu :
a.      Merintangi implus-implus id terutama implus seksual dan agresif yang pernyatannya sangat di tentukan oleh masyarakat.
b.         Mendorong Ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada realitas.
c.      Mengejar kesempurnaan .
Mekanisme pertahanan ego
1.     Represi, yaitu usaha yang dilakukan dengan tujuan  untuk mencoba  menyembunyikan atau menekan perasaan maupun pikiran kedalam diri karena kemunculanya akan menimbulkan rasa sakit dan takut.
2.     Rasionalisasi, yaitu usaha untuk mencari penjelasan  atau alasan yang dirasa paling masuk akal untuk membuat perilaku yang  tidak diinginkan jadi terlihat masuk akal dan diterima secara sosial.
3.     Regresi, yaitu kembali ke bentuk perilaku sebelumnya.
4.     Identifikasi, yaitu usaha yang dilakukan untuk meniru seseorang atau sesuatu karena memberinya kepuasan tertentu.
5.       Displacement, yaitu gerak menjauh dari satu objek untuk mendekati objek lain yang kurang begitu mengancam atau menghasilkan kecemasan.
6.     Overcompensation, yaitu keterampilan perilaku yang mencerminkan kabalikan dari perasaan yang direpresikan.
Perkembangan kepribadian psikoanalisis
1.       Fase oral (0-1 th) : Kenikmatan dan kepuasan bersumber dari mulutnya, melalui menghisap dan menggigit. Orang terdekat adalah ibu.
2.     Fase anal (1-3 th) : Pusat kenikmatan terletak pada daerah anus yaitu melalui menahan dan melepaskan terutama saat buang air besar.
3.     Fase phallic (3-5 th) : Pusat kepuasan pada daerah kelamin. Fase pembentukan identitas seksual.
4.     Fase laten (5-12 th)  : Lebih berminat ke sekolah, teman bermain, olah raga dan berbagai aktivitas baru.
5.     Fase ganital (>12 th )  : Masa puber bagi perkembangan anak. Mulai membangun pertemanan, terlibat pada aktivitas seni dan olah raga serta mempersiapkan karir.
Tujuan terapi :
Adapun tujuan dari terapi adalah membuat kesadaran (conscious) hal-hal yang tidak disadari (unconscious) konseli. Hal-hal yang terdapat pada ketidaksaran (unconscious) dibawa kelevel kesadaran (conscious). Ketika hal-hal yang telah ditekan kedalam ketidaksadarandimunculkan kembali, maka maslaah tersebut dapat diatasi secara lebih rasional dengan menggunakan berbaga

Peran terapi
  1. Membantu klien memperoleh kesadaran diri, kejujuran dan hubungan  personal yang efektif.
  2. Menciptakan hubungan kerja dengan klien lalu mendengarkan dan menafsirkan.
  3. Konselor mendengarkan ketidakkonsistenan cerita klien sambil menyisipkan makna mimpi dan asosiasi bebas si klien dengan teliti.
Teknik terapi :
  1. Asosiasi bebas (free asspciation)
a.      Meminta klien untuk rileks.
  1. Klien diminta untuk mengikuti setiap  kata-kata yang diucapkan sendiri atau konselor, dengan menggunakan kata pertama kali muncul dalam ingatanya tanpa memperdulikan konsekuensi.
  2. Id diminta berbicara, ego dan super-ego diam.
2.     Analisis tranferensi
a.      Konseling menstransfer perasaan tentang orang yang penting dalam dirinya kepada konselor.
  1. Konselor mendorong tranferensi dan menginterpretasikan perasaan positif dan negatif yang diekspresikan.
  2. Pelepasan berupa terapeutis, katarsis emosional.
3.     Analisis resistensi
Resistensi dapat berbentuk tingkah laku yang memiliki komitmen pada pertemuan konseling, tidak menepati janji, menolak mengingat mimpi, menghalangi pikiran saat asosiasi bebas dan lainya.
4.     Analisis mimpi
klien di minta untuk mengungkapkan impiannya dan konselor menganalisis.
Refrensi :
https://ndesdesi.wordpress.com/2013/04/28/pendekatan-psikoanalisis-2/