Senin, 07 April 2014

Stress & Pandangan para ahli



Stres
Pengertian Stress Menurut:
Hans Selye
“ Stress adalah respon manusia yang bersifat non spesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya “ ( Pusdikes, Dep.kes.1989)
Lazarus (1976)
“ Stress adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan ektrenal”
Korchin (1976)
“ Keadaan stress muncul apabila tuntutan – tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang”
Vincent Cornelli
Sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) yang dimaksud dengan stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh oerubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu dalam lingkungan tersebut.

Jenis – jenis Koping Stress
Lazarus membagi koping menjadi dua jenis, yaitu:
1.      Tindakan langsung ( Direct Action)
Coping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dilakukan individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan lingkungan. Koping jenis tindakan langsung ada empat jenis, yaitu:
§  Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan antisipasi untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri langsung pada kondisi yang menimbulkan bahaya dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut.

§  Agresi
Agresi dilakukan dengan cara menyerang seseorang atau sesuatu yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu tersebut merasa dirinya lebih kuat daripada seseorang atau sesuatu yang mengancam tersebut.
§  Penghindaran
Tindakan ini dilakukan apabila seseorang atau sesuatu yang dianggap mengancam dianggap lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu tersebut lebih memilih untuk menghindar atau melarikan diri dari situasi yang dianggap mengancam.

§  Apati
Jenis koping ini merupakan pola dari individu yang merasa putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu tersebut tidak melakukan apapun dan mnerima begitu saja seseoramg ataus esuatu yang melukai.

2.      Peredaan atau Peringanan
Koping ini mengacu pada tindakan mengurangi/ menghilangkan atau mentoleransi tekanan – tekanan  kebutuhan atau fisik, motoik atau gambar afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Koping jenis ini ada dua macam, yaitu:

§   Diarahkan Pada Gejala
Koping ini digunakan bila gejala – gejala gangguan muncul dari diri individu.

§  Cara Intrapsikis
Koping ini menggunakan perlengkapan psikologis yang biasanya dikenal dengan istilah defense mechanism.
Jenis – jenis koping yang konstruktif dan positif.
1.      Coping yang konstruktif
§  Escape : Menghilangkan stress dengan cara melarikan diri dari masalah dan beralih pada hal – hal yang negatif, seperti merokok
§  Accepteance : Memilih pasrah karena berangapan tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah.
§  Avoidance : Berusaha membantah dan meningkari serta berusaha untuk melupakan masalah – masalah yang dialami.
§  Avoidant Coping : Strategi yang dilakukan individu untuk berusaha menjauhkan diri mereka dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau dengan menarik diri dari suatu kegitan yang berpotensi menimbulkan stress.

2.      Coping yang postif
§  Active Coping : Strategi yang ditncang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber masalah.
§  Problem Solving Focused Coping : Individu secara aktif berusaha mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
§  Distance : Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan positif dan menganggap remeh suatu masalah.
§  Planful Problem Solving : Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan untuk menghilangakn atau mengurangi stress dengan melibatkan tindakan teliti, hati – hati, bertahap, dan analitis.
§  Positif Reappraisal : Usaha untuk mencari makna positif dari suatu permasalahn
§  Self Control : Bentuk penyelesaian masalah dengan cara berusaha menahan diri, mengatur perasaan, tidak tergesa – gesa dalam mengambil keputusan.
§  Emotional Focused Coping : Melibatkan usaha – usaha untuk mengatur emosi dalam usaha penyseusian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang pebuh tekanan.
§  Seeking Social Suport : Suatu cara yang dilakukan individu dengan cara mencari dukungan social
§  Positive Reinterprestation : Respon dari individu dengan cara mengubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif dari masalah.


Teori Kepribadian Sehat menurut :
Allport
Menurut Allport kepribadian yang sehat pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistic dan penuh harapan mengenai kemanusiaan. Allport yakin bahwa takdir dan karakter manusia tidak ditentukan oleh motif tak sadar melainkan oleh pilihan yang disadari yang manusia itu buat di masa sekarang ini. Manusia bukanlah sesuatu yang bersifat otomatis, yang bereaksi begitu saja terhadap dorongan – dorongan dari system penghargaan dan hukuman karena manusia mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia tidak hanya berusaha mencari cara untuk menurunkan tekanan, namun juga berusaha untuk mempertahankan tekanan – tekanan baru. Manusia tentu saja menginginkan perubahan serta tantangan yang bersifat aktif dalam hidupnya. Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat kebelakang.
            Menurut Allport pribadi yang sehat biasanya mempunyai masa kecil yang relative tidak traumatis walaupun pada tahun – tahun berikutnya mereka dapat menghadapi konflik penderitaan. Orang – orang yang sehat secara psikologis tidak terbebas dari kelemahan – kelemahan ataupun keanehan – keanehan yang membuat mereka unik. Selain itu, usia juga tidak diperlukan dalam kedewasaan, walaupun manusia yang sehat kelihatan lebih dewasa saat umur mereka bertambah. Kemudian, apa yang menjadi hal – hal spesifik yang dibutuhkan untuk eksehatan psikologis? Allport (1961) mengidentifikasikan enam criteria kepribadian yang matang.
1.      Perluasan perasaan diri
Pribadi yang matang akan terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpartisipasi dalam kejadian yang terjadi di luar mereka. Mereka tidak hanya terpusat pada diri sendiri namun juga mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas diluar diri mereka.
2.      Hubungan yang hangat dengan orang lain
Hubungan yang hangat sangat bergantung pada kemampuan seseorang untuk memperluas perasaan diri mereka. Manusia yang sehat secara psikologis memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta menyadari bahwa kebutuhan, keinginan, dan harapan orang lain merupakan hal yang tidak sepenuhnya asing.
3.      Keamanan emosional
Manusia yang sehat secara psikologis tidak akan terlalu sedih jika terjadi hal – hal yang diluar rencana atau mereka “hanya mengalami hari yang buruk” . Mereka tidak akan terus berkutat dengan gangguan kecil
4.      Persepsi yang realistis
Mereka tidak hidup di dalam dunia fantasi . Mereka berfokus pada masalah dan lebih berinteraksi dengan dunia.
5.      Insight dan humor
Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri. Mereka juga memiliki selera humor yang tidak kasar yang memberikan mereka kapasitas untuk menertawakan diri mereka sendiri .
6.      Filosofi kehidupan yang integral
Manusia yang sehat memiliki pandangan yang jelas dalam tujuan hidup mereka. Tanpa pandangan tersebut, insight mereka akan terasa kosong serta akan memiliki humor yang dangkal dan sinis
Carl Rogers
            Menurut Rogers orang yang memiliki kerpibadian yang sehat adalah orang – orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi, manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diungkapkan dalam aliran Freudian. Rogers berpendapat bahwa masa lalu memang mempengaruhi pandangan seseorang tentang masa kini dan hal ini tentu saja juga akan berpengaruh pada kepribadiannya.
            Menurut pendapat Rogers ciri – cirri orang yang berfungsi sepenuhnya adalah sebagai berikut :
1.      Mudah beradaptasi
2.      Manusia – manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman – pengalaman
3.      Sepenuhnya hidup pada masa kini.
4.      Tetap percaya akan kemampuan mereka untuk merasakan hubungan yang harmonis dengan orang lain.
5.      Manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, tanpa batasan – batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar.
6.      Mempunyai kepercayaan akan kemanusiaan.
7.      Lebih menikmati kekayaan diri

ü  Hall.S.C,lindzey.G.1993. Psikologi Kepribadian 2. Yogyakarta: Kanisius
ü  Schultz, D.1991. Psikologi Perumbuhan: Model – model Kepribadian Sehat . Yogyakarta: Kanisius.
ü  Rochman,K.L. 2010. Kesehatan Mental.Purwekerto: Fajar Media