Stres
Pengertian Stress Menurut:
Hans
Selye
“ Stress adalah respon manusia yang bersifat non
spesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya “ (
Pusdikes, Dep.kes.1989)
Lazarus
(1976)
“ Stress adalah suatu keadaan psikologis individu
yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan ektrenal”
Korchin
(1976)
“ Keadaan stress muncul apabila tuntutan – tuntutan
yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas
seseorang”
Vincent
Cornelli
Sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) yang
dimaksud dengan stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh oerubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan
maupun penampilan individu dalam lingkungan tersebut.
Jenis – jenis Koping Stress
Lazarus membagi koping menjadi dua jenis, yaitu:
1. Tindakan
langsung ( Direct Action)
Coping jenis ini adalah
setiap usaha tingkah laku yang dilakukan individu untuk mengatasi kesakitan
atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah
dengan lingkungan. Koping jenis tindakan langsung ada empat jenis, yaitu:
§ Mempersiapkan
diri untuk menghadapi luka
Individu
melakukan antisipasi untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara
menempatkan diri langsung pada kondisi yang menimbulkan bahaya dan melakukan
aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut.
§ Agresi
Agresi
dilakukan dengan cara menyerang seseorang atau sesuatu yang dinilai mengancam
atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu tersebut merasa dirinya lebih
kuat daripada seseorang atau sesuatu yang mengancam tersebut.
§ Penghindaran
Tindakan
ini dilakukan apabila seseorang atau sesuatu yang dianggap mengancam dianggap
lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu tersebut lebih memilih untuk
menghindar atau melarikan diri dari situasi yang dianggap mengancam.
§ Apati
Jenis
koping ini merupakan pola dari individu yang merasa putus asa. Apati dilakukan
dengan cara individu tersebut tidak melakukan apapun dan mnerima begitu saja
seseoramg ataus esuatu yang melukai.
2. Peredaan
atau Peringanan
Koping ini mengacu pada tindakan
mengurangi/ menghilangkan atau mentoleransi tekanan – tekanan kebutuhan atau fisik, motoik atau gambar
afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Koping
jenis ini ada dua macam, yaitu:
§ Diarahkan Pada Gejala
Koping
ini digunakan bila gejala – gejala gangguan muncul dari diri individu.
§ Cara
Intrapsikis
Koping
ini menggunakan perlengkapan psikologis yang biasanya dikenal dengan istilah
defense mechanism.
Jenis – jenis koping yang konstruktif dan positif.
1. Coping
yang konstruktif
§ Escape
: Menghilangkan stress dengan cara melarikan diri dari masalah dan beralih pada
hal – hal yang negatif, seperti merokok
§ Accepteance
: Memilih pasrah karena berangapan tidak ada lagi yang dapat memecahkan
masalah.
§ Avoidance
: Berusaha membantah dan meningkari serta berusaha untuk melupakan masalah –
masalah yang dialami.
§ Avoidant
Coping : Strategi yang dilakukan individu untuk berusaha menjauhkan diri mereka
dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau dengan menarik
diri dari suatu kegitan yang berpotensi menimbulkan stress.
2. Coping
yang postif
§ Active
Coping : Strategi yang ditncang untuk mengubah cara pandang individu terhadap
sumber masalah.
§ Problem
Solving Focused Coping : Individu secara aktif berusaha mencari penyelesaian
dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
§ Distance
: Usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan positif
dan menganggap remeh suatu masalah.
§ Planful
Problem Solving : Individu membentuk suatu strategi dan perencanaan untuk
menghilangakn atau mengurangi stress dengan melibatkan tindakan teliti, hati –
hati, bertahap, dan analitis.
§ Positif
Reappraisal : Usaha untuk mencari makna positif dari suatu permasalahn
§ Self
Control : Bentuk penyelesaian masalah dengan cara berusaha menahan diri,
mengatur perasaan, tidak tergesa – gesa dalam mengambil keputusan.
§ Emotional
Focused Coping : Melibatkan usaha – usaha untuk mengatur emosi dalam usaha
penyseusian diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang pebuh
tekanan.
§ Seeking
Social Suport : Suatu cara yang dilakukan individu dengan cara mencari dukungan
social
§ Positive
Reinterprestation : Respon dari individu dengan cara mengubah dan mengembangkan
dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif dari masalah.
Teori Kepribadian Sehat menurut :
Allport
Menurut Allport
kepribadian yang sehat pada dasarnya mempunyai pandangan yang optimistic dan
penuh harapan mengenai kemanusiaan. Allport yakin bahwa takdir dan karakter
manusia tidak ditentukan oleh motif tak sadar melainkan oleh pilihan yang
disadari yang manusia itu buat di masa sekarang ini. Manusia bukanlah sesuatu
yang bersifat otomatis, yang bereaksi begitu saja terhadap dorongan – dorongan
dari system penghargaan dan hukuman karena manusia mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia tidak hanya berusaha mencari cara untuk menurunkan
tekanan, namun juga berusaha untuk mempertahankan tekanan – tekanan baru.
Manusia tentu saja menginginkan perubahan serta tantangan yang bersifat aktif
dalam hidupnya. Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan
kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Dalam teori Allport
juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak
melihat kebelakang.
Menurut
Allport pribadi yang sehat biasanya mempunyai masa kecil yang relative tidak
traumatis walaupun pada tahun – tahun berikutnya mereka dapat menghadapi
konflik penderitaan. Orang – orang yang sehat secara psikologis tidak terbebas
dari kelemahan – kelemahan ataupun keanehan – keanehan yang membuat mereka
unik. Selain itu, usia juga tidak diperlukan dalam kedewasaan, walaupun manusia
yang sehat kelihatan lebih dewasa saat umur mereka bertambah. Kemudian, apa
yang menjadi hal – hal spesifik yang dibutuhkan untuk eksehatan psikologis?
Allport (1961) mengidentifikasikan enam criteria kepribadian yang matang.
1. Perluasan
perasaan diri
Pribadi yang matang akan terus
mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpartisipasi dalam kejadian
yang terjadi di luar mereka. Mereka tidak hanya terpusat pada diri sendiri
namun juga mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas diluar diri mereka.
2. Hubungan
yang hangat dengan orang lain
Hubungan yang hangat sangat
bergantung pada kemampuan seseorang untuk memperluas perasaan diri mereka.
Manusia yang sehat secara psikologis memperlakukan orang lain dengan rasa
hormat, serta menyadari bahwa kebutuhan, keinginan, dan harapan orang lain merupakan
hal yang tidak sepenuhnya asing.
3. Keamanan
emosional
Manusia yang sehat secara
psikologis tidak akan terlalu sedih jika terjadi hal – hal yang diluar rencana
atau mereka “hanya mengalami hari yang buruk” . Mereka tidak akan terus
berkutat dengan gangguan kecil
4. Persepsi
yang realistis
Mereka tidak hidup di dalam dunia
fantasi . Mereka berfokus pada masalah dan lebih berinteraksi dengan dunia.
5. Insight
dan humor
Pribadi yang matang mengenal
dirinya sendiri. Mereka juga memiliki selera humor yang tidak kasar yang
memberikan mereka kapasitas untuk menertawakan diri mereka sendiri .
6. Filosofi
kehidupan yang integral
Manusia yang sehat memiliki
pandangan yang jelas dalam tujuan hidup mereka. Tanpa pandangan tersebut,
insight mereka akan terasa kosong serta akan memiliki humor yang dangkal dan
sinis
Carl
Rogers
Menurut
Rogers orang yang memiliki kerpibadian yang sehat adalah orang – orang yang
dapat mengaktualisasikan diri. Jadi, manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diungkapkan dalam aliran
Freudian. Rogers berpendapat bahwa masa lalu memang mempengaruhi pandangan
seseorang tentang masa kini dan hal ini tentu saja juga akan berpengaruh pada
kepribadiannya.
Menurut
pendapat Rogers ciri – cirri orang yang berfungsi sepenuhnya adalah sebagai
berikut :
1. Mudah
beradaptasi
2. Manusia
– manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman – pengalaman
3. Sepenuhnya
hidup pada masa kini.
4. Tetap
percaya akan kemampuan mereka untuk merasakan hubungan yang harmonis dengan
orang lain.
5. Manusia
masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, tanpa batasan – batasan buatan
antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar.
6. Mempunyai
kepercayaan akan kemanusiaan.
7. Lebih
menikmati kekayaan diri
ü Hall.S.C,lindzey.G.1993.
Psikologi Kepribadian 2. Yogyakarta:
Kanisius
ü Schultz,
D.1991. Psikologi Perumbuhan: Model –
model Kepribadian Sehat . Yogyakarta: Kanisius.
ü Rochman,K.L.
2010. Kesehatan Mental.Purwekerto:
Fajar Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar