Konsep
Penyesuaian Diri yang Sehat
Kita tentu sering mendengar kata “ Penyesuaian Diri “
bukan? Tidak hanya itu bahkan dalam kehidupan sehari – hari kita dituntut untuk
bisa menyesuaikan diri kita dengan lingkungan tempat kita tinggal dan juga
orang – orang yang berada di sekitar kita. Karena, bila kita tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan sangat merepotkan untuk diri kita
sendiri. Namun, apa sebenarnya arti “ Penyesuaian Diri” itu ?
Penyesuaian diri sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan.
Kenapa? Karena kata “Penyesuaian Diri “ ini memiliki arti yang beraneka ragam
selain itu juga karena criteria penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan dengan
jelas namun dari sudut pandang Psikologis, penyesuaian diri dapat diartikan
sebagai pemuasan kebutuhan, Keterampilan dalam pemuasan kebutuhan, keterampilan
dalam menangani frustasi dan konflik, Ketenangan pikiran/ jiwa , atau bahkan
pembentukan simtom – simtom. Penyesuaian diri ini dapat disamakan dengan
adaptasi. Meskipun terdapat persamaan pada “Penyesuaian Diri” dan “Adaptasi “
namun terdapat juga perbedaan yaitu penyesuaian diri yang kompleks tidak cocok
dengan konsep adaptasi biologis yang sederhana.
Kartono mengungkapkan beberapa aspek – aspek Penyesuaian
diri yang meliputi :
1.
Memiliki perasaan afeksi yang kuat,
harmonis dan seimbang sehingga akan merasa aman, baik budi pekertinya dan mampu
bersikap hati – hati.
2.
Memiliki kepribadian yang matang dan
terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempunyai sikap
tanggung jawab, berfikir dengan menggunakan rasio, mempunyai kemampuan untuk
memahami serta mengontrol diri.
3.
Mempunyai relasi social yang memuaskan
ditandai dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dan ikut
berpartisipasi dalam kelompok.
4.
Mempunyai struktur system syaraf yangs
ehat dan memiliki daya lenting psikis untuk mengadakan adaptasi.
Berikut
ini adalah karakteristik dari penyesuaian diri yang positif. Yaitu:
1. Tidak
menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
2. Tidak
menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah.
3. Tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi.
4. Memiliki
pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri.
5. Mampu
belajar dari pengalaman.
6. Bersikap
realistic dan objektif.
Dalam Penyesuaian diri secara positif,
individu akan melekukan hal – hal berikut ini. Yaitu :
-
Penyesuaian diri dalam menghadapi
masalah secara langsung
Individu akan menghadapi masalah yang
dimilikinya secara langsung dengan menanggung segala akibat yang mungkin
terjadi.
-
Penyesuaian diri dengan melakukan
eksplorasi
individu akan mencari pengalaman untuk
membantunya menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya.
-
Penyesuaian diri dengan trial dan error
Individu akan melakukan tindakan coba –
coba
-
Penyesuaian diri dengan subsitusi
Apabila individu gagal menyelesaikan masalah
dengan satu cara maka ia akan mencoba menyelesaikan masalah dengan cara lain.
-
Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar individu dapat memperoleh
ilmu dan keterampilan yang akan berguna untuk membantu menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapinya.
-
Penyesuaian diri dengan pengendalian
diri
Penyesuian diri akan lebih efektif jika
individu tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri.
-
Peneyesuaian diri dengan perencanaan
yang
Sikap dan tindakan yang diambil
merupakan sesuatu yang telah dipikirkan matang – matang.
Menurut Schneiders ( 1984),setidaknya
ada lima fator yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu :
- Kondisi fisik
- Kondisi fisik
-
Kepribadian
-
Proses belajar
-
Lingkungan
-
Agama dan budaya
Sebenarnya penyesuaian diri seseorang melibatkan individu
tersebut dengan lingkungannya. Berikut adalah beberapa lingkungan yang dianggap
dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat.
-
Lingkungan keluarga
-
Lingkungan teman sepergaulan
-
Lingkungan sekolah/ universitas/ tempat
kerja
Untuk beberapa orang mungkin ada yang merasa kesulitan
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Berikut beberapa tips agar kita mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru.
-
Menyingkirkan pikiran – pikiran negatif
kita tentang lingkungan baru
Terkadang
saat akan memasuki lingkungan baru seperti misalnya saat akan masuk dunia
perkuliahan kita seringkali dihinggapi perasaan – perasaan negatif seperti rasa
takut bisa menemukan teman yang cocok dengan kita dan lainnya. Jika memang hal
ini yang menjadi ketakutan kita cobalah untuk mencari informasi sebanyak –
banyaknya tentang universitas yang akan kita masuki dan cobalah untuk lebih
membuka diri pada orang lain.
-
Mempersiapkan diri sebaik – baiknya
Setelah
mencari – cari informasi tentang lingkungan baru yang akan kita masuki langkah
selanjutnya adalah mempersiapkan diri.
-
Persiapkan mental
-
Mencoba untuk lebih sering membuka
pembicaraan dengan orang lain
Sumber
Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
Gerungan. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: PT Erasco
Martaniah, Sri M.
(1964). Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta : Jiwa
Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar