Penjelasan konsep dasar psikoanalisis, unsur terai & teknik terapi
Struktur
kepribadian
Struktur
kepribadian terdiri atas tiga yaitu Id ,
Ego , dan super Ego.yang dari ketiganya masing-masing yang saling
berhubungan satu sama lain.
Tiga struktur kepribadian, yaitu :
1. Id
Id
merupakan bawaan sejak lahir. Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, karena
menyediakan dorongan menuju pengaejaran keinginan pribadi.
2. Ego
Merupakan
unsur rasional dalam struktur kepribadian manusia. Ego bekerja dengan melakukan
kontak dengan dunia realitas, karena kontak dengan realitas ego menjadi
pengontrol utama dalam kesadaran, menyediakan pemikiran dan perencanaan
realistis dan logis, dan akan sanggup meredam pikiran dan keinginan irasional
dari id.
3. Super ego
Yaitu Aspek sosiologis yang mencerminkan nilai – nilai tradisional serta
cita – cita yang ada di dalam kepribadian setiap individu.
Fungsi super
Ego dalam hubungan dengan fungsi id dan ego yaitu :
a.
Merintangi implus-implus id terutama implus seksual
dan agresif yang pernyatannya sangat di tentukan oleh masyarakat.
b.
Mendorong Ego untuk lebih mengejar
hal-hal yang moralitas daripada realitas.
c.
Mengejar kesempurnaan .
Mekanisme pertahanan ego
1. Represi,
yaitu usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mencoba
menyembunyikan atau menekan perasaan maupun pikiran kedalam diri karena
kemunculanya akan menimbulkan rasa sakit dan takut.
2. Rasionalisasi,
yaitu usaha untuk mencari penjelasan atau alasan yang dirasa paling masuk akal
untuk membuat perilaku yang tidak diinginkan jadi terlihat masuk akal dan
diterima secara sosial.
3. Regresi,
yaitu kembali ke bentuk perilaku sebelumnya.
4. Identifikasi,
yaitu usaha yang dilakukan untuk meniru seseorang atau sesuatu karena
memberinya kepuasan tertentu.
5.
Displacement, yaitu gerak menjauh dari satu objek untuk mendekati objek lain
yang kurang begitu mengancam atau menghasilkan kecemasan.
6. Overcompensation,
yaitu keterampilan perilaku yang mencerminkan kabalikan dari perasaan yang
direpresikan.
Perkembangan kepribadian
psikoanalisis
1.
Fase oral (0-1 th) : Kenikmatan dan kepuasan bersumber
dari mulutnya, melalui menghisap dan menggigit. Orang terdekat adalah ibu.
2.
Fase anal (1-3 th) : Pusat kenikmatan terletak pada
daerah anus yaitu melalui menahan dan melepaskan terutama saat buang air besar.
3.
Fase phallic (3-5 th) : Pusat kepuasan pada daerah
kelamin. Fase pembentukan identitas seksual.
4.
Fase laten (5-12 th)
: Lebih berminat ke sekolah, teman bermain, olah raga dan berbagai
aktivitas baru.
5.
Fase ganital (>12 th ) : Masa puber bagi perkembangan anak. Mulai
membangun pertemanan, terlibat pada aktivitas seni dan olah raga serta
mempersiapkan karir.
Tujuan terapi :
Adapun
tujuan dari terapi adalah membuat kesadaran (conscious)
hal-hal yang tidak disadari (unconscious) konseli. Hal-hal yang terdapat
pada ketidaksaran (unconscious) dibawa kelevel kesadaran (conscious). Ketika
hal-hal yang telah ditekan kedalam ketidaksadarandimunculkan kembali, maka
maslaah tersebut dapat diatasi secara lebih rasional dengan menggunakan berbaga
Peran terapi
- Membantu klien memperoleh kesadaran diri, kejujuran dan hubungan personal yang efektif.
- Menciptakan hubungan kerja dengan klien lalu mendengarkan dan menafsirkan.
- Konselor mendengarkan ketidakkonsistenan cerita klien sambil menyisipkan makna mimpi dan asosiasi bebas si klien dengan teliti.
Teknik terapi :
- Asosiasi bebas (free asspciation)
a.
Meminta klien untuk rileks.
- Klien diminta untuk mengikuti setiap kata-kata yang diucapkan sendiri atau konselor, dengan menggunakan kata pertama kali muncul dalam ingatanya tanpa memperdulikan konsekuensi.
- Id diminta berbicara, ego dan super-ego diam.
2.
Analisis tranferensi
a.
Konseling menstransfer perasaan tentang orang yang
penting dalam dirinya kepada konselor.
- Konselor mendorong tranferensi dan menginterpretasikan perasaan positif dan negatif yang diekspresikan.
- Pelepasan berupa terapeutis, katarsis emosional.
3.
Analisis resistensi
Resistensi
dapat berbentuk tingkah laku yang memiliki komitmen pada pertemuan konseling,
tidak menepati janji, menolak mengingat mimpi, menghalangi pikiran saat
asosiasi bebas dan lainya.
4. Analisis
mimpi
klien
di minta untuk mengungkapkan impiannya dan konselor menganalisis.
Refrensi
:
https://ndesdesi.wordpress.com/2013/04/28/pendekatan-psikoanalisis-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar