Sabtu, 13 Oktober 2012

hubungan Orang Tua dan lembaga pendidikan pada anak siswa


           Dewasa ini kita kerap kali di kejutkan dengan berita di televisi maupun membaca di koran tentang kasus-kasus anarkis dan kekerasan yang di lakukan seorang siswa dan siswi sekolah maupun mahasiswa. Kita kerap kali mendengar banyak terjadi tindakan bullying dimana siswa baru di perlakukan tidak baik oleh kakak kelasnya atau seorang siswa yang di bullyng karena pendiam atau di anggap cupu dan tidak pandai bergaul. Selain kasus bullying kita juga kerap kali mendengar banyaknya kasus tawuran yang terjadi di kalangan pelajar sedangkan di kalangan mahasiswa kita kerap kali mendengar banyaknya terjadi demo yang di lakukan oleh mahasiswa yang kemudian berujung pada pengerusakan-pengerusakan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada. Hal inilah yang sering di sebut perilaku anak didik yang terdidik.
             Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan banyaknya tindakan-tindakan anarkis yang terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa.Dalam kasus bullyng yang di lakukan kakak senior pada juniornya misalnya.Kebanyakan mereka melakukan itu karena adanya perasaan ingin membalas perlakuan yang dahulu mereka alami saat menjadi junior.Mereka membalaskan dendamnya pada juniornya dan si junior tersebut pun melakukan hal serupa jika mereka telah menjadi senior kelak hal ini akan terus menerus berlangsung jika tidak ada kesadaran dalam diri tiap siswa untuk menyanyangi sesama sedangkan dalam kasus tawuran seringkali konflik berasal dari beberapa orang siswa dari  kedua sekolah tersebut dan biasanya ada orang-orang yang menjadi provokator untuk melakukan tindakan tawuran dan yang lebih parahnya lagi ada siswa yang hanya asal ikut tawuran namun tidak mengetahui permasalahan dengan jelas.
             Selain karena faktor-faktor di atas faktor lainnya adalah ketidakmampuan pelajar dan mahasiswa itu untuk menahan emosinya.Mereka cenderung menyelesaikan masalah dengan otot daripada otak bahkan ada yang asal ikut tawuran tanpa mengetahui permasalahannya. Padahal,seperti yang kita ketahui bersama tidak ada masalah yang bisa di selesaikan dengan cara kekerasan hanya menambah masalah yang ada Cara yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah adalah lewat jalan musyawarah .Faktor lainnya adalah banyaknya tontonan –tontonan yang kurang mendidik yang secara tidak langsung mengajarkan untuk berbuat jahat.
              Namun,sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimanakah peran orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan yang ada terhadap maraknya kasus kekerasan dan tindakan anarkis yang di lakukan oleh para pelajar?Tidak dapat di sangkal lagi orang tua adalah faktor penting dalam hal ini. Karena Orang tua adalah bagian terpenting dalam pembentukan keperibadian anak.Interaksi  pertama seorang anak adalah pada orang tua.Bagaimana sikap si anak nanti tergantung dari cara orang tua mengarahkannya.Terkadang seorang anak menjadi seperti itu karena kurangnya perhatian dari orang tua sehingga mereka berbuat demikian karena ingin mencari perhatian.Ada pula yang melakukan itu karena kerap kali melihat dan mengalami tindakan kekerasan yang di lakukan oleh orang tua .
                 Hal ini sesuai dengan  yang diungkapkan oleh Kahlil Gibran bahwa anak ibarat anak panah dan orang tua ibarat busur .Kemana busur di arahkan maka anak panahlah yang mencari sasaran. Jika sejak kecil seorang anak di didik oleh orang tua nya dengan baik .Maka,besar kemungkinan si anak akan tumbuh menjadi manusia yang baik pula.Begitu juga dengan lembaga pendidikan khususnya sekolah. Sekolah memiliki peran yang sangat besar pada perkembangan keperibadian siswa nya . Di sekolah kita di didik untuk menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur,di didik agar menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara,Di ajarkan cara bersosialisasi bahkan di sekolah pula kita di ajarkan untuk berani berbicara dan mengemukakan pendapat di depan umum.Bagaimana cara seorang guru mengajar sangat mempengaruhi sikap anak didiknya.
                  Namun,pada kenyataannya semakin banyak kasus-kasus anarkis dan kekerasan yang terjadi dia kalangan siswa maupun mahasiswa.Salah satu contohnya adalah kejadian yang terjadi beberapa bulan yang lalu di salah satu kota di indonesia tentang tewasnya seorang siswa sekolah menengah karena dicelurit siswa sekolah lainnya.Hal ini tentu saja disayangkan oleh berbagai pihak karena perilaku anarkis tersebut sangat tidak melambangkan perilaku seorang pelajar yang notabene harus bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang terpelajar.Menurut seorang narasumber kejadian tragis ini terkesan terencana.Sebab kejadian ini begitu cepat dan para pelaku yang terlibat telah mempersenjatai diri dengan senjata tajam dan akibat dari kejadian ini seorang siswa harus meregang nyawa dan dua orang temannya harus mengalami luka ringan di jari dan pelipisnya.
                    Karena kejadian tersebut sempat ada yang mengusulkan agar lokasi dari kedua sekolah tersebut di pindahkan. Namun,sampai sekarang belum terlaksana bahkan mungkin tidak akan terlaksana karena adanya pemikiran bahwa kemanapun lokasi sekolah tersebut di pindah jika pemikiran siswa dan siswinya masih seperti itu tidak akan merubah apapun.Mereka akan terus saja bertengkar belum lagi adanya kemungkinan terjadi serangan balik yang di lakukan oleh siswa dari sekolah korban .
                       Saya setuju dengan pernyataan tersebut.Bukan lokasi sekolahnya yang harus di pindah.Namun,pola pemikiran siswa-siswanya yang harus di rubah. Para remaja cenderung menyelesaikan masalah dengan otot daripada otak.mereka cenderung lebih menuruti hawa nafsu.Padahal mungkin sebenarnya penyebab masalahnya sepele dan bisa di selesaikan dengan baik-baik.Namun,karena tersulut emosi mereka berpikir seolah tidak ada jalan lain selain kekerasan dan pada akhirnya mereka sendiri yang rugi.Kenapa?karena tindakan kekerasan yang mereka lakukan menimbulkan korban jiwa dan pihak keluarga korban tentu saja tidak akan berdiam diri.mereka pasti menuntut agar si pelaku di hukum .Hal ini bisa membuat mereka masuk penjara dan tidak bisa melanjutkan sekolah mereka.
                     Untuk saat ini kewajiban dari siswa dan mahasiswa adalah belajar dengan sungguh-sungguh.Karena kita adalah orang-orang yang akan meneruskan bangsa ini akan kemana dan bagaimana jadinya bangsa ini tergantung kita.Masa depan bangsa ini ada di tangan kita.Apa gunanya kita bersekolah begitu tinggi jika pada akhirnya kita bersikap begitu rendah?Apa gunanya orang tua kita membayar begitu mahal jika pada akhirnya kelakuan kita begitu liar?Untuk apa kita sebagai manusia diberikan akal untuk berpikir jika pada akhirnya kita bertingkah seperti binatang?
                     Untuk itu marilah kita bersama-sama mengubah kebiasaan dan cara berpikir kita.Bukan hal yang gampang memang tapi kita tidak boleh menyerah. Banyak hal yang bisa di lakukan untuk mencegah tindakan kekerasan dan anarkis di kalangan pelajar.Misalnya dari pihak orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka.memperhatikan dengan siapa mereka bergaul dan tontonan apa yang merka tonton mengajarkan budi pekerti yang baik,memberikan pendidikan agama sedari muda agar para generasi muda tumbuh menjadi generasi yang beriman dan sabar dalam menghadapi segala sesuatu hal dan dari pihak sekolah memperbanyak kegiatan penyuluhan-penyuluhan,penanaman budi pekerti dan jika para siswa melakukan kesalahan di harapkan para guru memberikan hukuman yang mendidik agar mereka merasa jera dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang mereka lakukan.
                         Namun,sebenarnya semua hal itu tidak akan ada gunanya jika dari diri orang tersebut tidak ada niat untuk berubah.Oleh karena itu marilah kita sebagai generasi muda mulai melatih diri untuk bersabar dalam menghadapi berbagai persoalan,menggunakan cara musyawarah untuk menyelesaikan konflik yang ada dan menghargai,mencintai,menyayangi dan menghormati  sesama manusia jangan sampai ada lagi korban jiwa karena tindakan gegabah yang kita lakukan.
                           Jadi,kesimpulannya para orang tua dan lembaga – lembaga pendidikan yang ada bersama-sama memberikan pembelajaran yang positif agar para remaja memiliki kepribadian yang baik dan memiliki rasa saling menyayangi dan menghormati satu sama lain dan bagi para siswa sebaiknya berpikir ribuan kali sebelum melakukan tindakan –tindakan anarkis karena selain merugikan orang lain juga merugikan diri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar