SUKU INCA
Kerajaan
Inka adalah sebuah kerajaan yang terletak di wilayah yang sekarang adalah Peru.
Suku Inka disebut juga sebagai peradaban "pra-Columbu. Selama periode
tersebut, Inka menguasai sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian barat
yang berpusat di pegunungan Andes hingga 1533. Atahualpa yang merupakan raja
Inka terakhir, disebut juga dengan istilah Sapa Inca, tewas terbunuh oleh
penjelajah Spanyol yang bernama Francisco Pizarro, yang juga menandai awal masa
berkuasanya Spanyol di daerah tersebut.
Suku Inca merupakan salah satu dari suku mengagumkan yang pernah ada.
Salah satu peninggalan suku inca yang berhasil menyedot berbagai wisatawan
adalah machu picchu.Macchu Picchu disebut juga sebagai “ kota inca yang hilang”
Machu Picchu konon dibangun sekitar tahun 1440 masehi oleh pendiri kerajaan
Inca, Pachacutec Yupanqui. Machu Picchu merupakan simbol komunitas dan dedikasi
yang berdiri berabad-abad di tengah rimba Amazon, di hulu Sungai Urubamba.
Beberapa peneliti percaya Machu Picchu adalah makam Pachacutec, karena terdapat
bangunan-bangunan yang dilapisi emas. Beberapa peneliti lain berteori Machu
Picchu adalah 'Ilacta' atau kota untuk mengontrol ekonomi daerah-daerah
taklukan dan melindungi para bangsawan Inca. Teori lainnya adalah Machu Picchu
sebagai 'vila' para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara pengamatan
musim dan astrologi. Siluet gunung (Huayna Picchu atau 'gunung muda') yang
berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung orang Inca yang
melihat ke langit. Machu Picchu ini bertingkat-tingkat, semakin tinggi
tingkatannya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menempatinya. Di
tempat tertinggilah tempat para pendeta Inca mengadakan upacara menghormati
matahari setiap harinya.
Selain machu picchu, peninggala suku inca yang tak kalah mengagumka adalah moray. Bangunan ini berbentuk seperti mangkok besar dengan kontur tanah yang semakin menurun dan dilengkapi dengan teras-teras yang konsentris. Sehingga, bangunan ini terlihat seperti teater terbuka di Yunani Kuno.
Selain machu picchu, peninggala suku inca yang tak kalah mengagumka adalah moray. Bangunan ini berbentuk seperti mangkok besar dengan kontur tanah yang semakin menurun dan dilengkapi dengan teras-teras yang konsentris. Sehingga, bangunan ini terlihat seperti teater terbuka di Yunani Kuno.
Namun, dibalik semua
kehebatan-kehebatan dari suku inca yang mengagumkan, terdapat pula sisi
menyeramkan. Hal ini didasari
kandungan bahan-bahan yang ada pada rambut empat mumi yang terawetkan di
kawasan bersalju di Pegunungan Andes dan dengan mempelajari sampel rambut dari
anak-anak tak beruntung ini, terkuak kisah menyeramkan yang menggambarkan
bagiamana anak-anak digemukkan untuk dikorbankan. Dari pengukuran
isotop radioaktif alami yang terkandung di rambut mumi-mumi tersebut, para
arkeolog dapat mengetahui bahwa anak-anak tersebut rutin diberi menu makanan
biasa, misalnya kentang. Hal itu menunjukkan bahwa mereka anak-anak dari
keluarga petani. Namun, setahun sebelum kematiannya, isotop radioaktif alami
menunjukkan bahwa anak-anak tersebut diberi makanan mewah di kalangannya
seperti jagung dan daging Ilama kering (sejenis unta tapi sebesar anjing).
Perubahan diet yang drastis dan pemotongan rambut sebagai simbil menunjukkan
bahwa persiapan dilakukan sejak status anak-anak tersebut dinaikkan.
Para arkeolog memperkirakan tumbal sudah dibawa ke puncak gunung sejak 3
atau 4 bulan sebelum hari pengorbanan. Sepanjang periode ini, ditemukan molekul
daun coca dan jagung di sampel rambut anak-anak tersebut. Ini menjelaskan kepada kami bahwa anak-anak telah
diarahkan ke upacara suci pada proses yang berlangsung selama setahun, diracun,
lalu dibiarkan begitu saja.Bukti-bukti kematian yang ditemukan pada salah satu
mumi yang paing mengerikan adalah Di bajunya terdapat bekas dahak dan muntahan yang
mengandung obat halusinasi yang disebut achiote. Namun, anak itu sepertinya
tidak mati karena racun namun mati kesakitan. Sebab, pakaian yang dikenakannya
begitu ketat sampai tulang-tulang rusuknya patah dan tulang panggulnya
bergeser.
Namun,
hal tersebut dak berlangsung lama. Karena, sekitar tahun 480 seorang penjelajah
asal Spanyol, Fransisco Pizarro, beserta pasukannya membantai suku Indian Inca
di Peru. Penaklukan atas suku Inca itu melalui cara yang licik. Menurut
laman The History Channel, jumlah pasukan Pizarro sebenarnya tidak sampai 200
orang. Namun untuk menaklukan ribuan orang suku Inca, mereka mengandalkan
senjata api dan tipu muslihat. Pizarro saat itu berhasil membujuk Raja Inca,
Atahualpa, agar datang ke Cajamarca untuk menghadiri perayaan dia sebagai
penguasa. Ketika perayaan berlangsung, Pizarro memerintahkan pasukannya untuk
menembaki suku Inca yang hanya mengandalkan senjata tajam. Pembantaian pun tak
terelakkan. Hanya dalam satu jam, pasukan Pizarro membantai 5.000 orang suku
Inca. Pasukan Pizarro berhasil menangkap Atahualpa. Raja Inca itu sempat
dipaksa pindah keyakinan sebelum akhirnya dieksekusi mati pada 29 Agustus 1533
karena dianggap berupaya memberontak.
Penaklukan Pizarro atas suku Inca
berlangsung pada momen tepat. Pada 1532, Kerajaan Inca dilanda perang saudara
yang menewaskan banyak orang dan menyebabkan perpecahan di antara bangsa mereka
sendiri. Kerajaan Spanyol, melalui perantara Pizarro, membantu salah seorang
putra penguasa Inca, Huascar, yang tengah berebut kekuasaan dengan saudaranya,
Atahualpa. Perang antara pasukan Spanyol pimpinan Pizarro dengan suku Inca
terus berlangsung setelah matinya Atahualpa. Namun pembantaian Pizarro di
Cajamarca itu menandakan berakhirnya era Kerajaan Inca dan dimulainya
penjajahan bangsa Eropa di Amerika Selatan.
http://jendela-dunia.indowapblog.com/16-november-1532-pembantaian-suku-inca-oleh-spanyol.xhtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar