Senin, 23 Maret 2015

penjelasan perbedaan psikoterapi dan konseling, penjelasan mental illness & bentuk terapi



A.    Perbedaan psikoterapi dan konseling
Menurut Rogers dalam bukunya Counseling and Psychotherapy ( 1942), Rogers mengatakan bahwa konseling lebih banyak digunakan di dunia pendidikan, sedangkan terapi sendiri lebih banyak digunakan oleh pekerja sosial, psikolog dan juga psikiater. Namun, keduanya sama-sama bertujuan untuk membantu orang-orang yang memiliki masalah.
            Menurut Gladding ( 2004) definisi konseling profesional yang diterima oleh American Counseling Association (ACA) adalah:
            Aplikasi dari prinsip-prinsip kesehatan mental, psikologi, atau perkembangan manusia melalui intervensi kognitif, afektif, behavioral atau sistemik, strategi yang memperhatikan kesejahteraan ( wellness), pertumbuhan pribadi, atau pengembangan karir, tetapi juga patologi.
            Berdasarkan dengan definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa konseling berkaitan dengan :
1.     bidang-bidang yang berkaitan dengan hubungan antar manusia dan hubungan dengan diri sendiri, berhubungan dengan menemukan makna hidup dan adaptasi dalam berbagai situasi.
2.     Digunakan untuk membantu orang-orang yang dianggap masih berfungsi normal.
3.     Berdasarkan teori dan berlangsung dalam tatanan yang terstruktur.
4.     Suatu proses dimana klien belajar membuat keputusan dan memformulasikan cara baru untuk bertingkah laku, merasa dan berpikir.
Sedangkan mengenai psikoterapi, Gladding ( 1992, 2004) menyebutkan hal-hal berikut :
1.     Berhubungan dengan masalah gangguan jiwa yang sifatnya lebih serius.
2.     Menekankan pada masa lalu daripada masa kini.
3.     Lebih menekankan pada insight daripada perubahan.
4.     Terapis menyembunyikan dan tidak mengungkapkan nilai-nilai dan perasaan.
5.     Terapis berperan sebagai ahli.
6.     Perubahan-perubahan rekonstruktif.
7.     Hubungan yang sifatnya jangka panjang ( 20-40 sesi)

B.    Pendekatan terhadap mental illness
Menurut J.P Chaplin terdapat beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya adalah :
1.     Biological
2.     Psychological
3.     Sosiological
4.     philosophic
C.    Bentuk utama terapi
            Terdapat bentuk-bentuk utama dalam terapi diantaranya adalah :
1.     Terapi supportive
terapi yang bertujuan untuk membantu pasien agar mampu beradaptasi dengan baik terhadap masalah yang sedang dihadapinya dan juga untuk memperoleh kenyaman dalam menjalani hidup terhadap gangguan psikisnya. Dalam melakukan terapi ini, terdapat beberapa macam teknik yang bisa digunakan, diantaranya :
·       Guidance ( bimbingan), manipulasi lingkungan, eksternalisasi perhatian, sugesti-prestis,  menyakinkan kembali ( reassurance), dorongan dan paksaan, persuasi, pengakuan dan penyaluran serta terapi kelompok.

2.     Terapi reeducative
Membangkitkan pengertian pada pasien tentang konflik-konflik yang dialaminya. Terapi ini lebih banyak menempatkan konflik-konflik alam bawah sadar dan berusaha untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan, membangkitkan dan tentu saja mempergunakan potensi-potensi yang dimiliki.

3.     Terapi reconstructive
Perombakan pada kepribadian sehingga pasien tidak hanya lebih mampu beradaptasi namun juga berkembangnya emosional dengan cara melahirkan potensi adaptif yang baru.
Refrensi :
Boydiharten.blogspot.com
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Lesmana, J.M (2005). Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia.]

Minggu, 22 Maret 2015

Perbedaan psikoterapi dan konseling



A.    Perbedaan psikoterapi dan konseling
Menurut Rogers dalam bukunya Counseling and Psychotherapy ( 1942), Rogers mengatakan bahwa konseling lebih banyak digunakan di dunia pendidikan, sedangkan terapi sendiri lebih banyak digunakan oleh pekerja sosial, psikolog dan juga psikiater. Namun, keduanya sama-sama bertujuan untuk membantu orang-orang yang memiliki masalah.
            Menurut Gladding ( 2004) definisi konseling profesional yang diterima oleh American Counseling Association (ACA) adalah:
            Aplikasi dari prinsip-prinsip kesehatan mental, psikologi, atau perkembangan manusia melalui intervensi kognitif, afektif, behavioral atau sistemik, strategi yang memperhatikan kesejahteraan ( wellness), pertumbuhan pribadi, atau pengembangan karir, tetapi juga patologi.
            Berdasarkan dengan definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa konseling berkaitan dengan :
1.     bidang-bidang yang berkaitan dengan hubungan antar manusia dan hubungan dengan diri sendiri, berhubungan dengan menemukan makna hidup dan adaptasi dalam berbagai situasi.
2.     Digunakan untuk membantu orang-orang yang dianggap masih berfungsi normal.
3.     Berdasarkan teori dan berlangsung dalam tatanan yang terstruktur.
4.     Suatu proses dimana klien belajar membuat keputusan dan memformulasikan cara baru untuk bertingkah laku, merasa dan berpikir.
Sedangkan mengenai psikoterapi, Gladding ( 1992, 2004) menyebutkan hal-hal berikut :
1.     Berhubungan dengan masalah gangguan jiwa yang sifatnya lebih serius.
2.     Menekankan pada masa lalu daripada masa kini.
3.     Lebih menekankan pada insight daripada perubahan.
4.     Terapis menyembunyikan dan tidak mengungkapkan nilai-nilai dan perasaan.
5.     Terapis berperan sebagai ahli.
6.     Perubahan-perubahan rekonstruktif.
7.     Hubungan yang sifatnya jangka panjang ( 20-40 sesi)

B.    Pendekatan terhadap mental illness
Menurut J.P Chaplin terdapat beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya adalah :
1.     Biological
2.     Psychological
3.     Sosiological
4.     philosophic
C.    Bentuk utama terapi
            Terdapat bentuk-bentuk utama dalam terapi diantaranya adalah :
1.     Terapi supportive
terapi yang bertujuan untuk membantu pasien agar mampu beradaptasi dengan baik terhadap masalah yang sedang dihadapinya dan juga untuk memperoleh kenyaman dalam menjalani hidup terhadap gangguan psikisnya. Dalam melakukan terapi ini, terdapat beberapa macam teknik yang bisa digunakan, diantaranya :
-        Guidance ( bimbingan),
-        manipulasi lingkungan
-        eksternalisasi perhatian
-         sugesti-prestis
-         menyakinkan kembali ( reassurance)
-        dorongan dan paksaan
-         persuasi
-        pengakuan dan penyaluran
-         terapi kelompok.

2.     Terapi reeducative
Membangkitkan pengertian pada pasien tentang konflik-konflik yang dialaminya. Terapi ini lebih banyak menempatkan konflik-konflik alam bawah sadar dan berusaha untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan, membangkitkan dan tentu saja mempergunakan potensi-potensi yang dimiliki.

3.     Terapi reconstructive
Perombakan pada kepribadian sehingga pasien tidak hanya lebih mampu beradaptasi namun juga berkembangnya emosional dengan cara melahirkan potensi adaptif yang baru.
Refrensi :
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Lesmana, J.M (2005). Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia.

Pengertian, tujuan dan unsur psikoterapi



A.    Pengertian psikoterapi
            Psikoterapi adalah proses yang digunakan profesional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali, mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka (Proschaska & Norcross, 2007). Psikoterapi sendiri lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu dan apabila dilihat  secara etimologis psikoterapi sebenarnya memiliki arti yang sederhana. Yaitu, “psyche” yang artinya jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani yang berarti penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
            Watskin ( dalam Wolfman, 1965) membagi perumusan mengenai psikoterapi menjadi empat kelompok, yaitu :
1.     Psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan ( treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih, dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya ( Wolfberg, 1987)
2.     Kelompok kedua ( Whitaker & Malone, 1953) mengatakan psikoterapi dalam arti luas meliputi semua upaya untuk mempercepat petumbuhan manusia sebagai pribadi.
3.     Kelompok ketiga juga dikemukakan oleh Whitaker & Malone ( 1953) yaitu perubahan pada aspek emosi dalam hubungan antar pribadi yang meningkatkan pertumbuhan pada salah satu atau semua yang ikut terlibat.
4.     Untuk mengganti perilaku dan mengubah sikap mereka yang tidak bisa (gagal) menyesuaikan diri agar memperoleh hasil yang lebih kosntruktif.

B.    Adapun tujuan psikoterapi berdasarkan beberapa aliran adalah sebagai berikut:
1.     Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
2.     Menghilangkan pikiran yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara berfikir yang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.        
3.     Membantu agar klien mampu lebih bertanggung jawab terhadap arah hidup seseorang

C.    Unsur – unsur psikoterapi
Menurut Masserman  (1984)  terdapat tujuh “Parameter pengaruh” yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu:
1.     Peran sosial ( martabat) psikoterapis.
2.     Hubungan ( persekutuan terapeutik)
3.     Hak
4.     Retrospektif
5.     Reedukasi
6.     Rehabilitasi
7.     Resosialisasi dan rekapiturasi

Unsur- unsur psikoterapeutik tersebut dapat dipilih untuk masing- masing klien dan di modifikasi dan dilanjutkan dengan terapi

Sumber :
-        Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung mulia